Industri musik Tanah Air semakin menggeliat secara massif, bukti kebangkitan ekonomi setelah semuanya dipaksa tiarap selama pandemi. Bisa terlihat dari lebih ‘jor-jorannya’ pergelaran konser atau festival musik yang membuka lapangan kerja di bidang pariwisata dan ekonomi kreatif. Hal tersebut tentu saja memberi semangat ekstra kepada para insan musisi bersama pelaku bisnis untuk berkarya. Tidak hanya di ranah arus utama, di ranah arus pinggir yang identik dengan genre musik cadas pun mengalami hal demikian.
Di skena musik cadas, Blackandje Records adalah termasuk label rekaman independen yang mampu bertahan diterjang badai. Meski sempat ‘babak belur’, semangat bergerilyanya tidak pernah luntur demi mewujudkan cita-cita idealnya membesarkan artis/band dalam roster-nya. Serta ingin terus berpartisipasi dalam mendorong roda ekonomi di skena musik yang mereka geluti dengan memberikan ruang kreasi dan ekspresi yang terbuka secara publik.
Kali ini Blackandje Records mempersembahkan proyek baru yang belum pernah dilakukan sebelumnya. Bertajuk “Axis of Blastbeats”, rilisan ini adalah sebuah album kompilasi 4 band (biasa disebut 4 way split) Indonesia pengusung genre grindcore. Salah satu subgenre dari heavy metal yang paling ekstrim, hasil persilangan antara hardcore punk, thrash metal, dan death metal. Empat band grindcore yang bersatu dan bersinergi di dalamnya adalah Extreme Decay (Malang), Dead Vertical (Jakarta), Busuk (Depok), dan Bersimbah Darah (Gianyar, Bali). “Axis of Blastbeats” menampilkan 12 lagu dengan amunisi 3 lagu baru dari tiap band tersebut.
Pemilihan judul album kompilasi tersebut berangkat dari dasar pemikiran berikut. “Axis” berarti “poros” dan “Blast Beat” merupakan terminologi untuk teknik ketukan drum super cepat dalam musik metal ekstrim. Pertama kali dipopulerkan oleh Mick Harris, drumer band pionir grindcore Napalm Death pada pertengahan dekade 1980an. Serta dipertegas dan disempurnakan oleh Pete Sandoval, drumer Terrorizer dan Morbid Angel dengan beberapa tahun kemudian.
Tercetusnya ide untuk menciptakan “Axis of Blastbeats” dimotivasi oleh semangat pertemanan antar anggota keempat band yang tergabung di dalamnya yang sudah terjalin selama bertahun-tahun. Dan diperkuat oleh keyakinan dan fanatisme yang militan terhadap grindcore sebagai manifestasi musik super ngebut, lantang, frontal, tanpa basa-basi, dan non-kompromis.
EXTREME DECAY
Pasukan grindcore senior kelahiran kota Malang, Jawa Timur, 1998 silam ini memang konsisten berada di jalurnya. Band ini terbilang produktif dalam mengisi diskografinya yang meliputi beberapa album studio penuh, album mini, serta split dengan band dalam dan luar negeri.
Tahun lalu, Extreme Decay merilis album penuh bertajuk “Downfall of a God Complex” melalui Selfmadegod Records, label rekaman berbasis Polandia. Sang dramer, Eko, mengungkapkan ihwal awal penggarapan materi untuk “Axis of Blastbeats” bahwa, “Awalnya materi kami memang untuk split single 7' (vinyl) dengan Busuk, tapi karena ada sesuatu hal label yang mau meriliskannya cancel. Kemudian materi tersebut buat split 4 way dengan Busuk, Dead Vertical, dan Bersimbah Darah”.
Extreme Decay yang kini formasinya dihuni oleh Ravi (vokal/gitar), Ruly (vokal/gitar), Anizar (bass), dan Eko (drum) menyumbangkan 3 lagu baru untuk “Axis of Blastbeats”, yakni: ‘Autokafir’, ‘Serangan Panik’, dan ‘Kolaps - Harsh Remix’. Ketiga lagu tersebut direkam di Natural Studio, Surabaya. Mixing dan mastering-nya dikerjakan di Grim Studio, Jakarta. “Semua materi belum pernah dirilis oleh label manapun. Dan ini merupakan materi fresh dari Extreme Decay, untuk lagu ‘Kolaps’ ini versi berbeda dengan materi yang ada pada EP Antiviral,” ungkap Eko.
DEAD VERTICAL
Terbentuk pada 2001 di wilayah Jakarta Timur, nama Dead Vertical mulai melesat sejak merilis album penuh keduanya, “Infecting the World” pada 2008 melalui Rottrevore Records. Band ini dikenal dengan lirik-lirik yang setajam silet dan menginkorporasi elemen thrash metal dan death metal ke dalam komposisi grindcore-nya. Tidak peduli sering disebut sebagai band yang tidak murni grindcore, mereka lebih fokus menjadi produktif dalam merilis karya. Serta aktif menginvasi berbagai panggung di seantero Indonesia selama dua dekade terakhir. Pada 2019 lalu, album kelima, “XXVI” dirilis melalui Blackandje Records untuk memeringati 17 tahun perjalanan band ini. Tahun lalu, mereka merilis single ‘Devide Et Impera’.
Formasi Dead Vertical konsisten trio sejak 2004: Boy Bleh (vokal/gitar), Bonny (bass/vokal), dan Arya (drum). Sang frontman, Boy Bleh mengungkapkan alasan dia dan bandnya memilih merilis karya terbarunya melalui proyek 4 way split ini. “Jarang-jarang nih DV (Dead Vertical -Ed) berkolaborasi 4 way split sesuatu yang spesial, apalagi ini band-band grindcore berbahaya semua. Suatu kebanggaan pastinya bisa collab dengan mereka (Extreme Decay, Busuk, Bersimbah Darah)”.
Untuk “Axis of Blastbeats”, mereka menyumbangkan 3 lagu baru, yakni: ‘Tajam Ke Bawah Tumpul Ke Atas!’, ‘Remaja Dalam Serangan’, dan ‘Budak Duniawi’. Rekaman, mixing dan mastering dikerjakan di K Studio, Bekasi. “Materi baru DV di 4 way split ini lebih fresh pastinya karena berbeda nuansa dengan materi-materi sebelumnya. Gaya grindcore-nya lebih banyak unsur punk rock dan heavy metal,” ungkap Boy Bleh.
BERSIMBAH DARAH
Kuartet grindcore ini terbentuk di Gianyar, Bali, 2007 silam. Sejauh ini mereka telah mengantongi satu album mini “Demography Berdarah” (2007, Anti Revang Records), album penuh “Land of Terror” (2011, No Label Records), dan mini album “Meracuni Tirani” (2015, DIY) yang menampilkan CD berisi 4 lagu studio + 1 lagu live, dan DVD berisi video live di Hellshow 2014 + video sesi rekaman.
Rico, sang gitaris mengungkapkan motivasi di balik partisipasi bandnya dalam proyek 4 way split ini. “Kalau bikin single atau EP (album mini -Ed) sudah pernah kami lakukan sebelumnya. Proyek split ini yang belum pernah kami buat apalagi dari 4 band ini kami sudah berteman sejak lama dan yang menariknya lagi, kami ber-4 berasal dari daerah yang berbeda-beda (tapi) disatukan oleh genre yang sama yaitu grindcore”.
Formasi Bersimbah Darah dihuni oleh Aswin (vokal), Rico (gitar/vokal), Bowie (bass), dan Indra (drum). Untuk “Axis of Blasbeats”, mereka menyumbang 3 lagu baru, yakni ‘Dominasi Ancaman’, ‘Euforia Derita’, dan ‘Elegi Kehancuran’. Direkam di Fantasy Reborn Studio, Gianyar, Bali. Mixing di Texas Sicklab, Sidoarjo, Jawa Timur. “Materi Bersimbah Darah untuk split ini lebih berbeda dari materi-materi pada album penuh kami di tahun 2011 atau EP di tahun 2015. Terutama dari segi sound dan aransemen. Dijamin berat, cepat, tapi kadang melambat, hehe,” ungkap Rico.
BUSUK
Lahir dari rahim skena DCHP (Depok City Hardcore Punk) pada 2005, Busuk merupakan band grindcore yang memiliki ruh punk. Selama kurun 2008 - 2014, Busuk tercatat telah merilis 4 album split dan 1 album mini. Dan bendera Busuk semakin berkibar sejak merilis album penuhnya, “Worshipper” melalui Lawless Jakarta Records pada 2020. Musik di album tersebut banyak terpengaruh oleh band-band Swedia.
Frontman Busuk, Adul mengungkapkan salah satu motivasi bandnya menjalankan 4 way split ini. “Supaya tetap menjalankan tradisi lama dari band-band grindcore sebelumnya, rilis split album. Plus dibarengi semua 4 band ini sudah mengeluarkan single-single sendiri termasuk kami (Busuk)”.
Formasi terkini Busuk terdiri atas Adul (vokal), Tyan (gitar), Eka (bass), dan Eki (drum). Mereka menyumbang 3 lagu baru untuk “Axis of Blastbeats”, yakni: ‘Incisions’, ‘Deathgaze’, dan ‘The Multi Suicide’. Semua instrumen direkam di Apache Studio, Bekasi. Vokal direkam di Jaret Studio, Bekasi. Sedangkan mixing dan mastering dikerjakan oleh Yarin Hugo Hagai di Tel Aviv, Israel.
Selain bisa diterima dengan baik oleh pendengar dan meraih eksposur yang lebih luas, harapan empat jawara grindcore tersebut setelah album “Axis of Blastbeats” rilis adalah bisa tur menggerinda bareng ke seantero Nusantara.
AXIS OF BLASTBEATS Track List:
1. BUSUK “INCISIONS”
2. BUSUK “DEATHGAZE”
3. BUSUK “THE MULTI SUICIDE”
4. DEAD VERTICAL “TAJAM KE BAWAH TUMPUL KE ATAS!”
5. DEAD VERTICAL “REMAJA DALAM SERANGAN”
6. DEAD VERTICAL “BUDAK DUNIAWI”
7. EXTREME DECAY “AUTOKAFIR”
8. EXTREME DECAY “SERANGAN PANIK”
9. EXTREME DECAY “KOLAPS - HARSH REMIX”
10. BERSIMBAH DARAH “DOMINASI ANCAMAN”
11. BERSIMBAH DARAH “EUFORIA DERITA”
12. BERSIMBAH DARAH “ELEGI KEHANCURAN”
Album 4 way split “Axis of Blastbeats” siap menggerinda timpanik membran anda pada 1 Juni 2023. Tersedia dalam format CD beserta merchandise-nya melalui Blackandje Records.
Dapatkan CD Kompilasinya di Tokopedia Blackandje Records
Penulis: Bimo D. Samyayogi